Brussel - Bila di Indonesia maraknya para pengguna motor masih dianggap
momok lalu lintas, penelitian terbaru membuktikan bahwa motor adalah
solusi untuk mengurangi kemacetan jalan dan mereduksi emisi. Sepeda
motor pun dianggap sebagai jawaban kemacetan.
Lembaga konsultan asal Belgia, Transport & Mobility Leuven
menjelaskan bahwa pergeseran kecil para pengguna mobil ke motor sudah
cukup untuk secara signifikan mengurangi kemacetan dan mereduksi emisi.
Dilansir gizmag, Kamis (16/2/2012) hasil penelitian tersebut dipaparkan
dalam Association des Constructeurs Européens de Motocycles (ACEM) 2012
Conference beberapa waktu lalu.
Dalam penelitian itu disebutkan jika saja 10 persen mobil pribadi
beralih menggunakan motor sudah sanggup mengurangi 40 persen kemacetan
dan mereduksi emisi gas CO2 sebesar 6 persen.
Bahkan bila 25 persen para pengguna mobil di jalanan rela beralih ke motor, maka diprediksi kemacetan akan mampu terurai.
Penelitian ini didasarkan pada sebuah pengamatan di jalan raya antara
Leuven dan Brussels di Belgia meski tentu saja tidak bisa disamaratakan
dengan kondisi jalan lainnya, termasuk di Indonesia.
Sebab, para peneliti pun mengakui kalau kemacetan yang berkembang di
tiap jalan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, yang
tergantung pada keadaan setempat, seperti kondisi lalu lintas lokal dan
hambatan lokal dan ruas hulu jalan. Namun, penelitian yang dilakukan ini
diklaim dihitung untuk mencari angka global.
"Hubungan antara pergeseran dan perubahan arus lalu lintas, pengurangan
waktu perjalanan dan pengurangan dalam waktu tempuh kendaraan juga akan
berbeda untuk setiap lokasi," papar para peneliti tersebut.